POTENSI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS ANGGREK DI JAWA TIMUR
Latar Belakang
Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang paling populer dan disukai oleh banyak konsumen, karena bentuk dan warna bunga yang unik dan menarik, tahan lama dan tidak mudah layu. Bunga anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang banyak pemanfaatannya. Kini sudah menjadi bagian peradaban masyarakat modern, say it with flower, menyebabkan kebutuhan terhadap bunga anggrek kian meningkat seiring dengan banyaknya event-event penting tersebut, seperti pada perhelatan pernikahan, lebaran, natal, tahun baru, dan ulang tahun. Banyaknya permintaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, menjadikan bunga anggrek sebagai komoditi unggulan Jawa Timur, yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan potensial untuk dikembangkan secara komersial. Dengan seiringnya perkembangan agribisnis komoditas ini, dari sekedar hobi, anggrek dapat dijadikan andalan sebagai sumber penghasilan bagi petani, rumahtangga dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Agribisnis bunga anggrek tumbuh pesat beberapa tahun terakhir di sentra produksi tanaman hias Jawa Timur, yang salah satunya adalah di Kota Batu. Kawasan ini berada pada daerah pegunungan dengan ketinggian di atas 800 mdpl. Sejauh ini pemasaran bunga anggrek dari hasil produksi masih mengandalkan pasar lokal. Secara teknis, lokasi sentra Kota Batu cocok untuk pengembangan budidaya anggrek karena agroekologi yang sesuai. Dari aspek ekonomi dan sosial, pengembangan agribisnis bunga ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian daerah, karena banyak membuka kesempatan kerja dan berusaha.
Karakteristik Budidaya Anggrek Kota Batu
Pengembangan budidaya anggrek Kota Batu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari perluasan areal tanam dan peningkatan produksi serta produktifitasnya. Namun, kegiatan pengembangan anggrek di Kota Batu ini masih sekedar usaha sampingan yang dijalani, walaupun budidaya anggrek ini memiliki prospek yang cukup bagus. Jenis anggrek yang laku dipasaran yang dibudiayakan oeh petani antara lain jenis Dendrobium, Cattleya, Phalaenopsis, dan beberapa jenis lainnya. Harga anggrek dipasaran mengikuti kualitas anggrek seperti stadia bunga, pengemasan produk, tampilan dan mutu bunga yang dihasilkan oleh petani. Namun, untuk teknologi yang digunakan masih sangat terbatas sehingga harga yang diperoleh belum maksimal, melihat potensi yang ada sebaiknya peningkatan produksi diikuti dengan peningkatan kualitas melalui peningkatan teknologi dan mengarah pada GAP dan GHP. Petani anggrek Kota Batu juga sudah terhimpun dalam beberapa kelompok tani yang memiliki kegiatan seperti pemesanan bibit dan penjualan anggrek secara bersama-sama.
Usaha Agribisnis Hulu
Usaha yang dilakukan pada Kota Batu berupa anggrek yang menggunakan benih tanpa pembaruan. Benih botolan 4000-6000 pertahun dihasilkan dari dua tanaman induk. Media populer yang sering digunakan adalah vacin dan went menghasilkan 100-150 botol dengan harga per botol Rp5.000,- dan harga jual benih anggrek Dendrobium Rp25.000,-.
Analisis Pemasaran dan Finansial
Selera konsumen akan bunga anggrek sangat spesifik pada keindahan warna, ukuran, susunan, daya tahan dan bentuk bunga tersebut. Data Selera masyarakat di Kota Batu akan anggrek yang dominan adalah jenis Dendrobium (34 %), Oncidium Golden Shower (26 %), Cattleya (20%) dan Vanda (17 %) serta anggrek lainnya (3%). Dendrobium paling diminati karena relatif tahan lama, warna bunga lebih bervariasi, tersedia cukup banyak, batangnya lentur sehingga mudah dirangkai dan harganya relatif murah. Peluang pasar anggrek juga luas konsumen domestik dan regional seperti penggemar dan pecinta anggrek, pedagang daerah pariwisata, perhotelan, perkantoran, gedung pertemuan, pengusaha pertamanan, florist, dan pesta-pesta. Anggrek dapat dipasarkan dalam bentuk compot, tanaman individu/tanaman remaja, tanaman dewasa dan bunga potong. Untuk menghasilkan produk-produk ini diperlukan biaya yang berbeda. Analisa usahatani yang didapat untuk luasan per 1 m2, besar biaya dalam bentuk compot sebesar Rp. 137.909.-, untuk usaha tanaman individu/tanaman remaja sebesar Rp 84. 537,-, untuk usaha tanaman dewasa sebesar Rp 163.101,- dan untuk industri bunga potong sebesar Rp 162.773-. Bila dilihat dari sisi penerimaan terbesar adalah produk anggrek tanaman dewasa yaitu sekitar Rp 216.090,-, kemudian diikuti oleh compot Rp 194.407,-, tetapi bila dilihat dari dari R/C ratio (perbandingan antara pengeluaran dan penerimaan) tanaman anggrek dalam bentuk tanaman individu dan remaja lebih menguntungkan dibandingkan produk lainnya.
Potensi dan Arah Pengembangan Agribisnis Anggrek
Pengembangan usaha anggrek haruslah berorientasi dengan pasar. Dalam melakukan bisnis pengembangan peranggrekan dibutuhkan prasyarat yaitu kelengkapan fasilitas seperti sektor perbenihan, green house, dan sarana-sarana penunjang lainnya mulai dari pengadaan benih sampai pascapanen. Selanjutnya pemanfaat sumberdaya lahan yang efisien, pendapatan petani dapat meningkat dan serangan hama/penyakit dapat berkurang. Kota Batu merupakan salah satu daerah yang sesuai dengan pertumbuhan komoditas anggrek menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.
Kegiatan untuk mencapai industri pengembangan anggrek harus memiliki strategi yaitu mulai dari penyusunan paket teknologi dan SOP, GAP, standarisasi, sosialisasi dan bimbingan SPO dan GAP, bimbingan manajemen mutu dan pasca panen, pengembangan kawasan sentra, kelembagaan usaha dan kemitraan, peningkatan SDM sampai regulasi investasi dan promosi.
Teknologi yang digunakan yaitu varietas unggul yang dirakit menggunakan sumberdaya genetik nasional, media tanam, pemupukan, perbenihan, pengendalian OPT dan pengelolaan rumah kaca. Selain itu penerapan SPO para petani mendapat pendampingan dari tenaga ahli. Untuk standarisasi pada perdagangan tidak ada aturan baku mengenai standar mutu. Standar mutu yang harus dipenuhi tegantung pada asal dari daerah tujuan pemasaran. Pengembangan sentra produksi diawali dengan inisiasi model pengembangan inovasi agribisnis skala pilot dalam bentuk kegiatan MODEL FARM. Pengembangan anggrek dilihat dari kualitas dan kuantitas sesuai dengan preferensi pasar yang ditentukan oleh informasi market inteligent dan preferensi konsumen. Adapun untuk mendorong investasi di bidang anggrek diperlukan pemberian insentif kepada investor yang dapat berupa kemudahan perizinan, kemudahan akses informasi dll. Tak lupa juga dengan menggunakan SDM yang terampil dan berkualitas dapat melakukan segala perencanaan organisasi, pelaksanaan dan pengendalian sistem manajemen dengan baik dalam pengembangan anggrek.
Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan mengenai potensi pengembangan agribisnis anggrek di kota batu yaitu pengembangan agribisnis bunga anggrek mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan, apalagi masih tersedia lahan potensial yang cocok untuk pengembangan, karena:
1. Pemasaran bunga anggrek dari hasil produksi masih mengandalkan pasar domestik sehingga perlu dilakukan promosi dan memperbaiki pola pemasaran.
2. Wilayah Kota Batu memiliki kondisi lahan dan iklim yang cocok untuk budidaya bunga anggrek.
3. Dilihat dari aspek ekonomi dan sosial pengembangan bunga anggrek usaha tersebut banyak membuka kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitarnya;
4. Secara finansial, pengembangan agribisnis bunga anggrek sangat menguntungkan bagi para pelaku usaha (petani)
5. Perlu lebih ditekankan dalam perbaikan kualitas SDM
Sumber
Andri, K & Tumbuan, W (2015) Potensi pengembangan bunga anggrek di Kota Batu Jawa Timur. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum, 2(1).
Comments
Post a Comment