YUKKK INTIP PROSPEK AGRIBISNIS KRISAN DI JAWA TIMUR
Latar Belakang
Bunga Krisan (Dendranthema grandi florum Tzelve) yang biasa dikenal dengan sebutan bunga seruni atau bunga emas (gold flower) merupakan salah satu jenis tanaman hias yang banyak pemanfaatannya dan makin populer di masyarakat. Salah satu daerah sentra pengembangan bunga krisan berada di Jawa Timur dengan dataran medium hingga dataran tinggi seperti Kecamatan Bumiaji, Kota Batu; Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Di Jawa Timur, bunga krisan memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensial untuk dikembangkan secara komersial.
Pada tahun 2006-2011 di Jawa Timur luas areal tanaman, luas panen dan produksi krisan mengalami peningkatan. Namun tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas dan juga rendahnya kompetensi petani dalam penerapan inovasi teknologi. Total luas penanaman krisan di Jawa Timur pada tahun 2011 adalah 8 628 060 m2 ; luas panen 7 970 674 m2 , dengan produksi bunga sebanyak 39 853 370 dan produktivitas rata-rata yang dicapai 5 tangkai m-3 (Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur, 2012).
Perkembangan Krisan di Kabupaten Pasuruan
Lokasi sentra pengembangan krisan di Kabupaten Pasuruan terdapat di Kecamatan Tutur. Daerah ini memiliki ketinggian 900-105mdpl. Curah hujan 2500-3000mm/tahun dan suhu rata-rata 17-32oC. Tanah di daerah ini rata-rata memiliki pH berkisar antara 5-6,5. Luas lahan dan produksi bunga krisan dari tahun 2006-2011 meningkat setiap tahunnya.
Perkembangan bunga krisan dapat dilihat pada gambar table berikut ini
Sebagian besar pertain mengusahakan krisan sebagai bunga potong. Peningkatan produksi disebabkan juga oleh peningkatan permintaan pasar yang berhubungan semakin maraknya event organizer. Varietas yang ditanam petani berasal dari Balai Penelitian Tanaman Hias ( varietas swarna kencana, sakuntala,puspita nusantara, pasopati dan kastru kania) dan introduksi dari benih impor (varietas white giant, yellow giant, sroika, grand orange, dark reagent, lineker,grand salmon, white puma, yellow puma,yoko ono, jaguar red, jaguar purple, Rafael, pink Fiji, yellow Fiji, white Fiji, zamroxk). (Aspect et al., 2015)
Karakteristik Petani
Wilayah Kecamatan Tutur memiliki petani bunga Krisan kurang lebih sebanyak 80 orang yang tersebar di 7 (tujuh) desa. Para petani bunga Krisan di Kecamatan ini telah tergabung dalam kelompok tani dan telah membentuk koperasi. Berbagai upaya peningkatan kapasitas SDM petani telah dilakukan seperti pelatihan tentang SLPHT dan GAP. Tetapi, masih terdapat banyak petani yang secara kualitas masih perlu peningkatan sehingga upaya peningkatan kualitas SDM ini harus terus ditingkatkan seperti pelatihan tentang pengolahan tanah, pemupukan, tanaman krisan dan pemasaran tanaman krisan. Rata-rata tingkat pendidikan petani bunga krisan yaitu tamatan SLTA.
Aspek Pemasaran Bunga Krisan
Selama ini daerah tujuan pemasaran bunga krisan dari wilayah Kecamatan Tutur adalah Bali, Surabaya, dan Malang. Dari ketiga daerah tersebut permintaanpaling banyak berasal dari Bali. Konsumen yang membeli bunga krisan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu: perusahaan/lembaga dan perorangan. Perusahaan/lembaga yang selama ini bekerja sama dengan petani dalam pemasaran hasil produksi bunga krisan dari Kecamatan Tutur antara lain: PT. Wahana Karisma Flora (WKF), Pasar Bunga Kayoon, Omnivora, dan Pengusaha Bunga di Bali.
Jika dilihat dari potensi pasarnya, pengembanganusaha budidaya bunga krisan ini masih mempunyai peluang/potensi pasar yang cukup besar, mengingat hingga saat ini, pangsa pasar yang dimasuki baru tiga daerah yaitu Bali, Surabaya dan Malang. Masih terdapat kota-kota besar lain seperti Jakarta, Bandung, Semarang yang belum dimasuki. Untuk mengembangkan pangsa pasar ke wilayah lain tentunya harus ditunjang oleh strategi dan program pemasaran yang memadai serta didukung pengembangan aspek-aspek lain seperti peningkatan kualitas produk, kontinuitas produksi dan sebagainya. Untuk memasuki pangsa pasar yang baru tersebut tentunya harus berhadapan dengan para pesaing, yakni para petani bunga krisan dari daerah-daerah lain serta perusahaan (pengusaha) yang memiliki kebun besar. Menurut pengakuan para petani bunga krisan di wilayah Kecamatan Tutur, pesaing utama yang saat ini dihadapi adalah para pengusaha yang memliki kebun luas. Para pengusaha tersebut harus memiliki kualitas dan kuantitas bibit yang memadai serta pemeliharaan yang telah sesuai standar sehinggakualitas bunga yang dihasilkan akan lebih baik. Untuk pasar ekspor hingga saat ini produksi bunga krisan dari wilayah kecamatan Tutur ini belum masuk pasar ekspor.
Analisis usahatani bunga Krisan
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini berupa analisis finansial yang memperhitungkan biaya operasional dan pemeliharaan dengan luas lahan sebesar 1000 meter persegi. Dari perhitungan usahatani dapat dilihat bahwa usaha budidaya bunga krisan, secara finansial sangat menguntungkan. Dalam satu kali musim tanam dapat menghasilkan keuntungan sebesar 70% dari dana yang diinvestasikan. Jika dalam 1 tahun terjadi 3 kali musim tanam (3 kali panen), maka tingkat pengembalian (keuntungan) setiap tahun sebesar 210%.
Kesimpulan
Potensi ekonomi yang besar bunga krisan perlu diikuti perbaikan dalam sistem budidaya, manajemen kelembagaan, pemasaran dan pengelolaan bisnis secara umum. Untuk menunjang kemampuan dan keahlian para petani krisan, maka perlu pelatihan yang terkait dengan agribisnis bunga krisan, mulai dari hulu sampai hilir. (mulai pembibitan, produksi, pemasaran hasil) melalui kelembagan yang ada. Pengembangan agribisnis bunga krisan perlu mengoptimalkan peran dan fungsi kelembagaan yang ada sehingga akan memudahkan aksesbilitas petani kepada sektor permodalan, pemasaran, sarana produksi dan lain-lain, diantaranya melalui peningkatkan peran dan fungsi asosiasi dan koperasi.
Sumber
Aspect, S., Flower, C., District, P., & Java, E. (2015). Aspek Sosial Ekonomi dan Potensi Agribisnis Bunga Krisan di Kabupaten Pasuruan JawaTimur. Aspek Sosial Ekonomi Dan Potensi Agribisnis Bunga Krisan Di Kabupaten Pasuruan JawaTimur, 4(2), 70–76. https://doi.org/10.29244/jhi.4.2.70-76
Comments
Post a Comment